√ Membandingkan Penggunaan Jenis Iptek

Halo teman-teman kali ini kita akan membahas Pendidikan Lingkungan Hidup atau PLH mengenai Membandingkan Penggunaan Jenis IPTEK yang akan kita bahas dengan lengkap supaya teman-teman bisa memahaminya dengan baik. yuk eksklusif saja.

1. Keberhasilan Penggunaan beberapa jenis IPTEK

Keberhasilan beberapa iptek dalam pengelolaan lingkungan hidup sudah tidak diragukan lagi, lantaran setiap harinya para peneliti selalu berusaha menemukan penemuan gres demi mengakibatkan sesuatu yang ramah untuk lingkungan.


a. Iptek di Bidang Energi dan Sumber Daya Alam

#1. Briket Batu Bara sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah

Indonesia telah membuatkan briket watu bara semenjak tahun 1994 namun tidak sanggup berkembang dengan baik mengingat minyak tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah sehingga masyarakat lebih menentukan minyak tanah untuk materi bakar sehari-hari.

Ada dua jenis briket watu bara yaitu:

1. Jenis berkarbonisasi (super), jenis ini lebih terlebih dahulu mengalami proses dikarbonisasi sebelum menjadi briket.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis ini tidak mengalami dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briket.

#2. Keunggulan Briket Batu Bara

(1). Lebih murah.
(2). Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama.
(3). Tidak beresiko meledak atau terbakar.
(4). Tidak mengeluarkan bunyi bising serta tidak berjelaga.
(5). Sumber watu bara melimpah.

Penggunaan Briket Batu bara harus dibarengi serta disiapkan Kompor atau Tungku, jenis dan ukuran Kompor harus diadaptasi dengan kebutuhan, pada prinsipnya kompor atau tungku terdiri atas dua jenis:

1. Tungku atau kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat briket antara 1 hingga 8 kg serta sanggup dipindah-pindahkan. Jenis ini dipakai untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan.
2. Tungku atau kompor permanen, biasanya memuat lebih dari 8kg briket dibentuk secara permanen. Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil atau menengah.

#3. Persyaratan Kompor atau tungku

1. Ada ruang bakar untuk briket.
2. Adanya fatwa udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati ruang bakar briket yang terdiri dari fatwa udara primer dan sekunder.
3. Ada ruang untuk menampung debu briket yang terletak di bawah ruang bakar briket.

Pengembangan produksi Briket watu bara dan kompor atau tungku hingga ketika ini pihak BPP Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) telah usang membuatkan dan men-disain mesin untuk memproduksi Briket Batub ara skala kecil atau menengah dengan kapasitas produksi sebesar 2 hingga 8 ton per hari.

Dengan demikian industri briket skala kecil atau menengah ini diperlukan bisa tersebar di sentra-sentra pengguna Briket Batu bara sehingga gampang dalam penyediaan briket secara kontinyu.

Disamping itu pula BPP Teknologi telah membuatkan jenis-jenis Kompor atau Tungku Briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan serta industri kecil atau menengah.

2. Iptek di Bidang Energi

#1. Penggunaan Teknologi Nuklir

Penggunaan teknologi nuklir untuk kesejahteraan umat insan sangat luas, mulai dari penggunaan energi nuklir untuk membangkitkan listrik dalam PLTN, Kedokteran, Nuklir, Industri, Pertanian, Peternakan.

Di rumah sakit-rumah sakit penggunaan teknologi nuklir untuk menilik kelainan organ badan dilakukan dengan memakai sinar X. Selain memakai Sinar X dipakai juga peralatan MRI (Magnetic Resonance Image).

Karena kemampuan yang luas, teknologi MRI, tidak saja dipakai untuk dunia kedokteran, tetapi juga telah dipakai dalam dunia pengeboran minyak lepas pantai dan mereka menyebutkan CSEMI (Controlled Source Electromagnetic Imaging). Metode ini telah dipakai sebelumnya untuk studi hidrotermal dan acara gunung berapi.

Pada tahun 2000 CSEMI telah dipakai untuk mendeteksi lapisan hidro karbon yang ada di bumi dilepas pantai Afrika Barat.

Teknologi yang dipakai sebelumnya untuk mengetahui struktur geologi lapisan bumi yaitu dengan memakai Seismic Imaging.

Prinsip kerja pengukuran Seismic yaitu mendeteksi adanya perbedaan sifat-sifat akustik pada lapisan-lapisan bumi atau struktur geologi, sedangkan pada teknologi CSEMI diukur perbedaan intensitas pancaran gelombang electromagnet yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tahanan pada lapisan bumi yang berbeda.

3. Iptek di bidang pertanian

Salah satunya menyerupai dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) membuatkan dan menerapkan IPTEK sehingga berhasil meyakinkan petani untuk menerapkan IPTEK dalam pekerjaannya. Sehingga membawa dampak konkret mengubah Indonesia dari negara pengimpor beras ke negara swasembada beras.

Bahkan pada puncak keberhasilannya, pernah menjadi negara pengekspor beras dan memberi tunjangan ke negara-negara yang mengalami kekurangan pangan.

Contoh lain penggunaan teknologi lingkungan dalam bidang pertanian yakni dengan membuatkan penggunaan pestisida alami dan pemanfaatan lahan yang produktif.

Teknologi pertanian yang berkaitan dengan Bioteknologi merupakan aplikasi teknologi yang sanggup diterapkan dalam bidang pertanian. Bioteknologi beberapa mempunyai keuntungan, diantaranya:
(1). Potensi hasil panen yang lebih tinggi.
(2). Mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida.
(3). Pemanfaatan lahan yang efektif.
(4). Kualitas masakan dan gizi yang lebih baik.
(5). Perbaikan penurunan mikronutrien.

4. Iptek di bidang Industri

Industri bidang penerbangan (IPTN) Industri Pesawat Terbang Nusantara telah bisa membuatkan IPTEK yang bisa menghasilkan pesawat terbang N250, yang pernah mengangkat Indonesia.

Meskipun pada awal tahap permukaan, keberhasilan yang pernah diraih telah diakui negara lain, paling tidak negara-negara ASEAN. Beberapa negara pernah membeli jenis pesawat N250 ini.

5. Iptek di bidang Kesehatan-Teknologi Oksidasi untuk Air Bersih

Berbagai masalah pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat remaja ini, banyak terjadi diakibatkan oleh limbah dan sampah dari aneka macam kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran, hingga rumah tangga.

Hal ini disebabkan penanganan dan pengelolaan limbah dalam kegiatan industri di Indonesia belum mendapat perhatian yang serius.

Akhir-akhir ini juga ramai orang membicarakan akan krisis air bersih, namun pembicaraan orang selalu terkisar antara hukum, kebijakan dan manajemennya saja.

Bagaimana dengan teknologi untuk mengatasi krisis ini?

Teknologi ini bukanlah teknologi baru, namun perkembangannya akhir-akhir ini sangat pesat. Belakangan ini teknologi oksidasi mulai dikenal dengan nama teknologi Advanced Oxidation Processes. Teknologi ini sendiri mulai banyak dikembangkan serta diterapkan di aneka macam negara maju.

Krisis air bersih

Di Indonesia, salah satu duduk masalah lingkungan yang cukup meresahkan yakni krisis air bersih. Krisis air boleh dikatakan duduk masalah paling utama selain duduk masalah lingkungan kain menyerupai polusi udara, kerusakan dan juga kebakaran hutan.

Permasalahan air higienis sebetulnya ada pada pembangunan limbah cair yang dilakukan secara sembarangan dari hasil kegiatan industri serta limbah domestik perkotaan. Ditambah lagi dengan kurangnya perjuangan untuk mengolah limbah cair secara benar.

Selain jawaban duduk masalah limbah cair, krisis air higienis di Indonesia juga diakibatkan lantaran eksploitasi eksklusif air tanah sebagai sumber air untuk aneka macam bidang industri termasuk di antaranya industri air minum dalam kemasan tadi.

Limbah cair

Dalam proses produksi sebuah industri pada umumnya dipergunakan sebagai materi material dari aneka macam jenis dan bentuk. Namun, dalam pelaksanaan sistem pengolahan limbah cair pada umumnya dilakukan secara bersamaan tanpa adanya pembagian atau pemisahan jenis dan bentuk materi material menurut proses yang dilalui.

Akibat dari penerapan sistem pengolahan limbah menyerupai ini, kita akan membutuhkan suatu teknologi tinggi, sehingga akan membutuhkan dana serta energi yang sangat besar.

Selain itu, sistem pengolahan limbah cair yang ada kini umumnya mempergunakan cara kombinasi antara pemakaian chlorine serta sistem kondensasi, sedimentasi, dan filtrasi.

Sedangkan pengolahan limbah organiknya banyak mempergunakan mikrobiologi karbon aktif serta membrane filtration.

Sedangkan akhir-akhir ini limbah organik yang dibuang semakin banyak mengandung senyawa organik yang sulit untuk diuraikan hanya dengan mikrobiologi serta membrane filtration, serta sangat membahayakan keselamatan makhluk hidup.

# Kesimpulan

Kesimpulannya bahwa sistem pengolahan limbah cair yang ada kini sangatlah tidak efektif. Untuk itu kita perlu menentukan serta memilah teknologi pengolahan limbah cair yang ada supaya tidak sanggup menerapkan suatu teknologi secara sempurna dan benar sesuai dengan kadar kebutuhannya.

Untuk itu kita perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut:
(1). Unsur-unsur yang terkandung dari limbah cair tersebut.
(2). Akibat dari unsur-unsur yang tersebut kita air limbah tersebar ke lingkungan.
(3). Perubahan serta kekuatan atau ketahanan dari unsur tersebut dalam proses pengolahan (treatment).
(4). Metode atau teknologi yang sanggup membersihkan atau memodifikasi unsur yang terdapat pada limbah cair tersebut.
(5). Metode atau teknologi yang sempurna guna serta sanggup membersihkan atau memodifikasi zat padat hasil dari proses pengolahan.
(6). Demikian pula halnya karakteristik dari teknologi pengolahan limbah cair yang ada seperti, jenis material apa yang sanggup diuraikan, kualitas air bagaimana yang diharapkan, bagaimana biaya pemeliharaannya, bagaimana biaya pembangunan dan lain-lain.

Belum ada Komentar untuk "√ Membandingkan Penggunaan Jenis Iptek"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel