√ Merencanakan Penggunaan Iptek Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Perkembangan teknologi dan lingkungan hidup tentu sangat erat kaitannya. Dalam merencanakan penggunaan IPTEK tentunya teknologi harus memenuhi syarat, antara lain layak secara teknis, sanggup dipertanggungjawabkan secara ekonomis, harmonis secara sosial, sehat secara ekologis.

Manusia sanggup disebut sebagai objek maupun subjek teknologi.

Manusia disebut sebagai objek teknologi alasannya teknologi diciptakan insan untuk membantu meringankan segala acara kehidupannya demi kesejahteraan insan itu sendiri dan alasannya insan hasil sebagai pengguna hasil teknologi tersebut.

Sedangkan manusia sebagai subjek teknologi alasannya insan sendirilah yang membuat teknologi tersebut. Dan sebagai insan pula yang lebih mengetahui apa baik buruknya penggunaan teknologi, maka perlu mengontrol dari masing-masing individu. Agar isu-isu yang sanggup mencemari lingkungan bisa teratasi sehingga kerusakannya tidak semakin parah.

Perkembangan teknologi dan lingkungan hidup tentu sangat erat kaitannya √ Merencanakan Penggunaan IPTEK dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pemanasan global yang berdampak terhadap lingkungan, dan menimbulkan juga perubahan iklim, ternyata menunjukkan dampak yang serius pada kehidupan sosial dan budaya, dan yang pribadi terkena dampaknya yaitu masyarakat miskin.

Hal tersebut terjadi alasannya golongan masyarakat miskin tidak mempunyai kemampuan finansial untuk melaksanakan tindakan adaptasi, terutama kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung pada alam, menyerupai nelayan, petani, dan lainnya.

Misalnya akhir pemutihan terumbu karang, nelayan harus berlayar ke tengah bahari untuk menangkap ikan alasannya ikan-ikan banyak yang menjauhi tempat bersahabat pantai. Demikian juga petani, mereka akan kesulitan menanam flora dengan berubahnya iklim dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi.

Apa yang terjadi jikalau Indonesia tidak mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca?

Apabila Indonesia tidak melaksanakan langkah konkrit untuk mengurangi emisi gas rumah beling maka diperkirakan akan terjadi hal-hal antara lain sebagai berikut:
  1. Kenaikan permukaan air bahari hingga 1 m. Apabila ini terjadi maka masyarakat nelayan yang tinggal di tempat pantai akan mengalami kesulitan alasannya tempat tinggal mereka terancam banjir, sumber penghasilan dari menangkap ikan akan terganggu. Sementara kota-kota besar di Indonesia yang sebagian besar berada di tempat pantai terendam banjir sehingga sanggup melumpuhkan system perekonomian, system pemerintahan, dan lainnya.
  2. Rusaknya infrastruktur tempat tepi pantai sehingga Indonesia akan kehilangan sekitar 1.000 km jalan dan 5 pelabuhan lautnya. Selain itu, infrastruktur lain di sekeliling pantai perlu direhabilitasi dan ditinggikan.
  3. Akan terjadi krisis air higienis diperkotaan, khususnya Jakarta. Naiknya permukaan air bahari tidak hanya mempengaruhi mereka yang tinggal ditepi pantai, tetapi juga mempengaruhi mereka yang di perkotaan akhir instrusi air laut.
  4. Meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, menyerupai penyakit malaria dan demam berdarah.
  5. Menurunnya produktivitas pertanian akhir perubahan suhu dan teladan hujan yang tak tentu.
  6. Sejumlah keanekaragaman hayati terancam punah akhir peningkatan suhu bumi rata-rata sebesar 1 derajat celcius. Setiap individu harus menyesuaikan diri pada perubahan yang terjadi, sementara habitatnya akan terdegradasi. Spesies yang tidak sanggup menyesuaikan diri akan punah. Spesies-spesies yang tinggal di kutub, menyerupai penguin, anjing laut, dan beruang kutub, juga akan mengalami kepunahan akhir mencairnya sejumlah es  di kutub.


Perilaku yang Harus Dirubah

Tidak hanya peranan iptek yang sanggup menimbulkan lingkungan menjadi sangat ramah pada manusianya, hal yang paling fundamental biar lingkungan kita tetap terjaga dari polusi dan segala informasi yang berkembang, maka setiap orang bahkan hingga pemerintah harus menyadari betul dan tergugah untuk mengurangi penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan salah satunya yaitu penyebab pemanasan global.

Tindakan yang lebih baik yaitu dengan mengubah sikap alasannya pemahaman dampak dari pemanasan global yang ditanamkan hari ini berdampak besar pada anak cucu di kemudian hari. Beberapa langkah antisipasi yang sanggup dilakukan dengan mengontrol sikap dan mengontrol pemakaian barang yang bekerjasama dengan teknologi antara ain sebagai berikut.

1. Menghemat Penggunaan Air

Kadang kita tidak menyadari kalau air dari kran mengalir kira-kira 9 liter per menit. Pemakaian air yang terlalu banyak dan boros akan mempercepat habisnya ketersediaan air tanah. Jadi, jangan membiasakan diri membiarkan air kran mengalir tanpa digunakan. Ada beberapa cara supaya bisa menghemat pemakaian air antara lain sebagai berikut:
  1. Mencuci piring di bejana yang telah di isi air, bukan dibawah air mengalir.
  2. Cuci sayuran dan ayam atau daging secara terpisah dalam tempat yang sudah terisi air. Bila mencuci pribadi dibawah kran akan diharapkan air 10-15 kali lebih banyak dibandingkan mencuci di dalam suatu wadah.
  3. Berkumur dan menyikat gigi dengan memakai gelas atau gayung. Bila memakai air mengalir untuk menyikat gigi, akan terjadi pemborosan berliter-liter air.
  4. Sebaiknya gunakan lap dan seember air untuk mencuci kendaraan beroda empat atau motor, jangan memakai air mengalir dari selang.
  5. Jika mencuci baju dengan memakai mesin basuh maka cucilah dengan sejumlah kapasitas maksimal dari mesin basuh tersebut. Hal ini bertujuan biar bisa menghemat penggunaan air dan energi listrik.
  6. Pergunakanlah shower pada dikala mandi. Penggunaan gayung akan mengakibatkan pemborosan air hingga tiga kali lipat.
  7. Segera lakukan perbaikan pipa atau sambungan dari pipa ke pompa jikalau terjadi kebocoran. Untuk pencegahan, periksalah pipa-pipa secara teratur.

2. Hemat Listrik

Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global?

Pemanasan global terjadi alasannya terlalu banyak gas rumah beling yang lepas di atmosfer. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa gas rumah beling didominasi oleh karbon dioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian hemat listrik, secara tidak pribadi juga mengurangi kadar CO2 di atmosfer.

Bagaimana cara kita untuk menghemat listrik?

Upaya hemat energi dimulai dari cara menentukan dan memakai alat-alat elektronik. Dapat dikatakan bahwa hampir semua rumah memakai peralatan listrik . Oleh alasannya itu, kita wajib memperhatikan hal-hal yang bekerjasama dengan peralatan ini.
  1. Perhatikan instalasi listrik di rumah. Apakah instalasinya sudah sesuai dengan standar yang dianjurkan?
  2. Sesuaikan daya dengan kebutuhan. Semakin kecil daya yang dipakai, semakin rendah tagihan listriknya. Penggunaan alat-alat elektronik di rumah pun perlu diperhatikan biar listrik yang digunakan sesuai pemakaian.
Penggunaan pompa air:
  1. Gunakan reservoir atau tangki penampungan air untuk kebutuhan air rumah tangga. Nyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis.
  2. Gunakan sistem kontrol otomatik pada tangki air yang fungsinya akan tetapkan arus listrik ke pompa air bila air sudah penuh.
  3. Hindari pompa yang sering hidup-mati, alasannya semakin sering pompa air hidup mati, semakin besar daya listrik yang dipakai.
  4. Pilihlah jenis pompa air sesuai kebutuhan dan mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi. Sebaiknya sebelum membeli pompa, dipelajari kelebihannya, kekurangannya, juga kapasitasnya melalui katalog atau brosur.
  5. Bila tidak mempunyai reservior, pergunakanlah pompa air untuk mengisi kolam atau ember. Kemudian gunakan air tersebut untuk keperluan sehari-hari. Dengan demikian, tidak menyalakan kran sambil beraktivitas.


Demikian artikel mengenai perencanaan penggunaan IPTEK dalam pengelolaan lingkungah hidup ini, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua orang. Terimakasih.

Belum ada Komentar untuk "√ Merencanakan Penggunaan Iptek Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel