√ Memupuk Akad Persatuan Dalam Keberagaman Dan Kebersamaan

Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang kaya. Wilayahnya luas, kekayaan alam melimpah dan kebudayaannya pun beragam. Hal ini tentu membawa laba tersendiri bagi kita. Secara materi, kekayaan ini mendatangkan devisa sebab banyak wisatawan ajaib yang berkunjung ke Indonesia. Namun, keragaman yang dimiliki Indonesia ini pun juga sanggup berpotensi menimbulkan perpecahan.

Semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika menunjukan bahwa meskipun kita bermacam-macam namun kita masih tetap bersatu. Mengapa demikian? Karena bangsa Indonesia memegang perilaku saling menghormati, toleransi, dan tenggang rasa. Jadi, adanya bentuk perbedaan bukan lagi halangan untuk bersatu.

Apabila kita mengenang kembali usaha bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan, maka kita niscaya akan memahami betapa pentingnya persatuan di atas keberagaman. Meskipun terdapat banyak perbedaan bangsa Indonesia sanggup bersatu sebab adanya ikatan satu harapan bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Dengan adanya semangat bersatu, maka banyak sekali halangan tidak akan bisa memecah belah bangsa kita. Keanekaragaman yang kita miliki telah ada semenjak lama, bahkan semenjak bangsa kita masih dijajah. Keanekaragaman bangsa yang sekaligus menimbulkan keanekaragaman huruf telah dimanfaatkan para penjajah untuk memecah belah bangsa kita.

Berbagai upaya perlawanan telah dilakukan namun selalu mengalami kegagalan. Mengapa bisa terjadi demikian? Karena ketika itu perlawanan masih bersifat kedaerahan.

 kekayaan alam melimpah dan kebudayaannya pun bermacam-macam √ Memupuk Komitmen Persatuan dalam Keberagaman dan Kebersamaan

Para perjaka dan tokoh pergerakan bangsa Indonesia dengan semangat kebangsaan berupaya membangun kesadaran kebangsaan yang sebelumnya berupa kesadaran kedaerahan. Dalam sejarahnya, upaya-upaya tersebut melalui peristiwa-peristiwa berikut.

1. Masa Perintis

Masa perintis yaitu masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.

2. Masa Penegas

 Masa penegas yaitu masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan insiden Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai satu bangsa yang mempunyai satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yaitu Indonesia.

3. Masa Pencoba

Bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba meminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia berparlemen, namun tidak berhasil.

4. Masa Pendobrak

Pada masa tersebut, semangat dan gerakan nasionalisme Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajah dan mewujudkan kemerdekaan. Kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi awal bangsa Indonesia bebas, merdeka, dan sederajat dengan bangsa lain.


Berawal dari semangat Sumpah Pemuda itulah, kita sekarang sanggup mencicipi kemerdekaan. Karena kita telah tahu betapa pentingnya persatuan dan kesatuan di atas kemajemukan bangsa Indonesia. Karena kita menghendaki kehidupan yang harmonis, damai, dan sejahtera, maka kita harus membuatkan perilaku menghormati segala bentuk perbedaan.

Dengan berhasil dicapainya kemerdekaan, bukan berarti usaha kita berakhir. Perjuangan kita akan terus berlanjut. Perjuangan selanjutnya yaitu memantapkan kesepakatan awal, bersatu dalam keberagaman.

Bersatu di atas banyak perbedaan bukanlah hal yang mudah. Setelah bangsa Indonesia merdeka, penjajah ingin kembali menjajah Indonesia. Ternyata dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, banyak hambatan yang kita temui. Komitmen bangsa untuk bersatu diatas keberagaman sangat penting untuk membangun integrasi bangsa.

Untuk membangun integrasi bangsa, telah dilakukan banyak sekali upaya antara lain sebagai berikut.
  1. Membangun TMII di Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di TMII tersebut terdapat anjungan semua provinsi yang ada di Indonesia (saat itu masih 27) yang masing-masing menampilkan rumah adat, beserta aneka hasil budaya yang ada di provinsi tersebut, contohnya pakaian adat, tarian adat, alat musik daerah, dan sebagainya.
  2. Sikap toleransi antarumat beragama.
  3. Sikap menghargai dan ikut mempunyai kebudayaan kawasan lain.


Secara faktual, kemajemukan memang berpotensi mendatangkan perpecahan. Namun dengan tekad dan semangat yang kuat, kita sanggup mewujudkan kesatuan di atas keragaman. Demikian artikel mengenai kesepakatan persatuan dalam keberagaman ini, supaya artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Belum ada Komentar untuk "√ Memupuk Akad Persatuan Dalam Keberagaman Dan Kebersamaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel