√ Dongeng Nabi Ibrahim As Lengkap: Dari Lahir Sampai Wafat
Nabi Ibrahim AS dalam pandangan umat Islam yaitu seorang Nabi atau Rasul Allah yang juga wajib diimani.
Para hebat memperkirakan bahwa ia hidup dalam era ke-18 atau 19 sebelum masehi.
Pada mulanya ia bermukim di negeri kelahirannya, Urkasdim (di Irak Selatan), kemudian di Harran (di Syiria Utara) dan terakhir di Kan'an (Palestina atau Israel sekarang).
Ia wafat dan di makamkan di Hebron (kurang lebih 30 kilometer di selatan Yerussalem).
Nabi Ibrahim yaitu putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan semoga mmbnh setiap anak pria yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa. Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.
Orang tuanya menyembunyikan Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun yang memeliharanya. Tidak seekor hewan buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.
Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari kerikil dan tidak bisa berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai berpikir wacana Tuhan.
Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Pada benaknya, inilah Tuhannya. Tetapi sesudah bintang itu hilang dikala hari menjadi siang, Ibrahim pun menetapkan keyakinannya, bahwa ia tidak akan bertakwa kepada Tuhan yang terbenam.
Demikian pula pada bulan dan matahari. Setelah ia yakin pada bulan,bintang, dan matahari tiada kekal maka ia berseru kepada kaumnya, "Hai Kaumku! Sesungguhnya saya berlepas diri dari segala apa yang kau persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah mengakibatkan langit dan bumi dan saya sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.
Ketika Raja Namrud beserta orang-orangnya pergi berburu Nabi Ibrahim memasuki kawasan berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali berhala yang tetap ditinggalkan utuh, yaitu berhala yang paling besar. Di leher berhala yang paling besar itu ditaruhkannya kampak yang dipakai untuk menghancurkan berhala-berhala lainnya.
Setelah Raja Namrud beserta pengiringnya pulang dari berburu dan mengetahui berhala-berhala di kawasan peribadahannya hancur mereka menjadi berang. Mereka menuduh Nabi Ibrahim telah melakukannya lantaran beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu.
Nabi Ibrahim di tangkap dan dihadapkan pada Raja Namrud.
Sang raja bertanya, "Hai Ibrahim! Kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab, "Bukan saya yang menghancurkannya tetapi berhala yang paling besar itu. Tentulah dia tidak mau kau persekutukan dengan berhala-berhala yang lebih kecil, buktinya kampak penghancur berhala itu masih bergantung dileherny."
Raja Namrud bukan main marahnya mendengar tanggapan Nabi Ibrahim, dia merasa dipermainkan.
Raja Namrud berkata, "Mana mungkin berhala itu sanggup melaksanakan menyerupai yang kau katakan."
Nabi Ibrahim menjawab, "Nah, kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa itu?"
Mendengarkan perkataan Nabi Ibrahim itu sebagian orang-orang berbalik menjadi pengikutnya, sedangkan sebagian lainnya ragu-ragu.
Artinya: "Dan (ingatlah), dikala Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sebenarnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 127-129)
Para hebat memperkirakan bahwa ia hidup dalam era ke-18 atau 19 sebelum masehi.
Pada mulanya ia bermukim di negeri kelahirannya, Urkasdim (di Irak Selatan), kemudian di Harran (di Syiria Utara) dan terakhir di Kan'an (Palestina atau Israel sekarang).
Ia wafat dan di makamkan di Hebron (kurang lebih 30 kilometer di selatan Yerussalem).
Nabi Ibrahim yaitu putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan semoga mmbnh setiap anak pria yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa. Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.
Orang tuanya menyembunyikan Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun yang memeliharanya. Tidak seekor hewan buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.
Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari kerikil dan tidak bisa berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai berpikir wacana Tuhan.
Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Pada benaknya, inilah Tuhannya. Tetapi sesudah bintang itu hilang dikala hari menjadi siang, Ibrahim pun menetapkan keyakinannya, bahwa ia tidak akan bertakwa kepada Tuhan yang terbenam.
Demikian pula pada bulan dan matahari. Setelah ia yakin pada bulan,bintang, dan matahari tiada kekal maka ia berseru kepada kaumnya, "Hai Kaumku! Sesungguhnya saya berlepas diri dari segala apa yang kau persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah mengakibatkan langit dan bumi dan saya sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.
Ketika Raja Namrud beserta orang-orangnya pergi berburu Nabi Ibrahim memasuki kawasan berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali berhala yang tetap ditinggalkan utuh, yaitu berhala yang paling besar. Di leher berhala yang paling besar itu ditaruhkannya kampak yang dipakai untuk menghancurkan berhala-berhala lainnya.
Setelah Raja Namrud beserta pengiringnya pulang dari berburu dan mengetahui berhala-berhala di kawasan peribadahannya hancur mereka menjadi berang. Mereka menuduh Nabi Ibrahim telah melakukannya lantaran beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu.
Nabi Ibrahim di tangkap dan dihadapkan pada Raja Namrud.
Sang raja bertanya, "Hai Ibrahim! Kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"
Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab, "Bukan saya yang menghancurkannya tetapi berhala yang paling besar itu. Tentulah dia tidak mau kau persekutukan dengan berhala-berhala yang lebih kecil, buktinya kampak penghancur berhala itu masih bergantung dileherny."
Raja Namrud bukan main marahnya mendengar tanggapan Nabi Ibrahim, dia merasa dipermainkan.
Raja Namrud berkata, "Mana mungkin berhala itu sanggup melaksanakan menyerupai yang kau katakan."
Nabi Ibrahim menjawab, "Nah, kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak bisa berbuat apa-apa itu?"
Mendengarkan perkataan Nabi Ibrahim itu sebagian orang-orang berbalik menjadi pengikutnya, sedangkan sebagian lainnya ragu-ragu.
Hukuman Bakar Bagi Nabi Ibrahim
Setelah terlihat efek Nabi Ibrahim semakin besar di kalangan pengikutnya, Raja Namrud merasa terdesak dan terjatuh harga dirinya.
Oleh lantaran itu, untuk menjaga wibawanya, Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya untuk menangkap Ibrahim untuk dieksekusi mati, yaitu dengan cara dibakar.
Oleh lantaran itu, untuk menjaga wibawanya, Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya untuk menangkap Ibrahim untuk dieksekusi mati, yaitu dengan cara dibakar.
Tetapi Allah SWT. kembali memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah berfirman kepada api:
يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ.....
Artinya:
"Hai api! Hendaklah masbodoh dan selamatkan Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya: 69)
Setelah api padam, keluarlah Ibrahim tanpa mengalami cedera sedikit pun.
Dalam menjalankan kiprah kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan ayahnya, semoga tidak lagi menyembah berhala, dan tidak memperturutkan jalan setan, semoga terlepas dari siksaan Allah. Namun, ayah Ibrahim menjawab:
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
Artinya:
"Berkata ayahnya, "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jikalau kau hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhan pasti saya akan menyiksamu! Dan tinggalkanlah saya buat waktu yang lama." (Q.S. Maryam: 46)
Sementara itu Raja Namrud ingkar saja kepada Allah, maka Allah menghukum Raja Namrud beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat luar biasa bnyaknya.
Nyamuk-nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki lubang-lubang hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nyamuk-nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki lubang-lubang hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim memiliki istri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar dia memiliki anak yang berjulukan Ishak, sedangkan Siti Sarah gres melahirkan anaknya sesudah usianya lanjut.
Nabi Ibrahim Hijrah ke Negeri Syam
Setelah menyadari bahwa keadaannya kurang aman, Nabi Ibrahim pindah ke Negeri Syam, meninggalkan Nabinya Babil, dengan istrinya yang berjulukan Sarah disertai Luth yang kemudian menjadi nabi juga. Sejak dahulu Negeri Syam menjadi negeri yang kondusif dan sejahtera.
Tidak usang kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Negeri Mesir. Ketika Raja Mesir mendengarkan wacana kecantikan Sarah, ia menyuruh Ibrahim untuk menghadapnya.
Setelah menghadap Raja Mesir, Ia bertanya kepada Nabi Ibrahim, "Siapakah wanita yang bersama denganmu?"
Ibrahim menjawab, "Saudaraku."
Nabi Ibrahim berdusta terhadap orang yang akan menganiayanya, atas izin Allah. Dibolehkannya berdusta terhadap orang yang ingin menganiaya ini disebutkan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 148 dan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dan Tirmidzi Ibnu Mundir, Ibnu Abi Hattim, Ibnu Mirdawah, dari Abu Hurairah dari Rasulullah dan juga hadis Bukhari Muslim.
Nabi Ibrahim tidak pernah berdusta, kecuali dalam tiga hal:
- Ia menyampaikan sakit sewaktu diajak ke tanah lapang.
- Kepada Raja Namrud waktu ditanya yang menghancurkan patung-patung berhalanya.
- Kepada Raja Mesir ia menyampaikan bahwa Sarah yaitu saudara. Kalau tidak demikian, tentu istrinya akan dirampas oleh Raja Mesir, yaitu Fir'aun.
Siti Sarah mendapatkan hadiah seorang wanita hamba sahayat berjulukan Hajar dari Raja Mesir lantaran jasanya yang telah menyembuhkan kembali tangan Raja Mesir yang semula terkatub keduanya dan tidak sanggup membuka. Kemudian Hajar diberikan kepada Nabi Ibrahim untuk dijadikan istrinya.
Ketika Nabi Ibrahim kembali ke Syam, Siti Sarah telah berusia lanjut, sedangkan dia belum dikaruniai anak. Namun, tidak usang kemudian, Siti Hajar melahirkan anak yang diberi nama Ismail. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang melahirkan seorang anak yang diberi nama Ishaq.
Dari kedua orang inilah terlahir beberapa kaum. Dari keturunan Ishaq, banyak yang menjadi Nabi dan orang-orang besar ternama yang disebut Bapak Kaum Bani Israil, sedangkan dari Nabi Ismail, banyak menjadi orang mulia dan alhasil menurunkan seorang rasul yang berjulukan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.
Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah untuk Pindah ke Mekah
Sudah menjadi kebiasaan bahwa orang itu lebih cinta kepada anak kandungnya daripada anak tirinya. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang tidak begitu menyukai Ismail.
Berkali-kali ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk memindahkan Ismail, tetapi permohonannya itu tidak juga dituruti oleh Nabi Ibrahim.
Berkali-kali ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk memindahkan Ismail, tetapi permohonannya itu tidak juga dituruti oleh Nabi Ibrahim.
Karena perintah Allah, Nabi Ibrahim pindah dengan membawa Siti Hajar dan anaknya Ismail yang masih kecil dan masin menyusu.
Setelah Nabi Ibrahim mengumpulkan perbekalan, dia mengajak Hajar dan Ismail untuk pindah atas perintah Allah.
Setelah Nabi Ibrahim mengumpulkan perbekalan, dia mengajak Hajar dan Ismail untuk pindah atas perintah Allah.
Berjalan ketiga orang-orang itu menuju tanah-tanah yang pada masa itu masih kosong, dan masih berupa padang pasir yang berbatu-batu.
Kemudian Siti Hajar berkata dalam hatinya:
Padang Pasir yang sangat luas
Terik matahari yang sangat panas
Jika bukan Tuhan menyertaiku
Tak akan saya besar lengan berkuasa menahan panas badanku
Berkata dengan higienis di dalam hati
Aku taat kepada perintah Ilahi
Hanya saya dan anakku mendiami
Padang pasir yang sunyi dan tandus ini
Penderitaanku ini pengorbanan
Menjadi referensi anak cucuku kemudian
Hajar dengan mendoa ya rabbi ya rahman
Sabarkanlah hati hamba-Mu ini dengan aman
Demikianlah doa Siti Hajar di dalam hatinya. Nabi Ibrahim pun sebelum pergi ke Syam juga berdoa diantaranya:
"Hai Tuhanku! Aku menempatkan keluargaku ini pada kawasan yang tandus kering dan tiada flora pada sisi rumah-Mu yang mulia ini. Hai Tuhanku! Supaya mereka mendirikan salat, hendaklah Engkau jadikan hati insan condong kepada mereka, berikanlah rezeki kepada mereka dengan buah-buahan untuk tanda bersyukur."
Kemudian kembalilah Nabi Ibrahim ke Syam meninggalkan Siti Hajar dan Ismail.
Keinginan Nabi Ibrahim untuk Mengetahui Bagaimana Tuhan Menghidupkan Orang Mati
Sejak kecil Nabi Ibrahim selalu ingin mengetahui perihal sesuatu yang tidak sanggup dimengerti. Beliau terus-menerus mempertanyakannya dan mencari bukti yang kasatmata untuk memperlihatkan faedah dan hikmah.
Apalagi terhadap suatu tragedi yang kurang berkenan (tak masuk akal), dia mencari alasan dan buktinya secara nyata, sehingga hatinya terasa puas.
Apalagi terhadap suatu tragedi yang kurang berkenan (tak masuk akal), dia mencari alasan dan buktinya secara nyata, sehingga hatinya terasa puas.
Ketika Allah SWT. berfirman kepada Nabi Ibrahim, "Sesungguhnya semua orang yang mati kelak nanti akan dihidupkan kembali dan akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya waktu di dunia."
Nabi Ibrahim ingin mengambarkan bagaimana cara Allah SWT. menghidupkan kembali orang yang telah mati. Beliau meminta bukti kepada Allah SWT. Dalam firman Allah SWT. dikatakan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:
"Dan (ingatlah) dikala Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi semoga hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, kemudian cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu potongan dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, pasti mereka tiba kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 260) Setelah Nabi Ibrahim mendapatkan bukti yang sebenar-benarnya bahwa Allah SWT. sanggup menghidupkan kembali orang yang telah mati, maka Nabi Ibrahim merasa puas.
Nabi Ibrahim Mendirikan Baitul Maqdis
Nabi Ibrahim a.s. beserta istrinya (Siti Hajar) bertempat di Palestina, sedangkan Siti Hajar (istri Ibrahim) dengan putranya (Ismail) bertempat tinggal di Mekah. Karena itu, Nabi Ibrahim seringkali ke Mekah.
Setelah Ismail dewasa, ia diajak oleh ayahnya untuk mendirikan Baitullah (ka'bah) atas perintah dari Allah SWT.
Setelah Ismail dewasa, ia diajak oleh ayahnya untuk mendirikan Baitullah (ka'bah) atas perintah dari Allah SWT.
Ka'bah inilah yang hendaknya dijadikan kiblat semua kaum muslim di waktu salat. Sebelumnya semua umat di dunia ini memiliki sesembah yang bermacam-macam, ada yang menyembah berhala (arca/patung), ada yang menyembah matahari, dan lain-lain.
Maka sesudah Nabi Ibrahim dan Ismail mendirikan Ka'bah, maka semua pengikut agama Allah SWT. memiliki kiblat yang sama yaitu Ka'bah di Mekah.
Maka sesudah Nabi Ibrahim dan Ismail mendirikan Ka'bah, maka semua pengikut agama Allah SWT. memiliki kiblat yang sama yaitu Ka'bah di Mekah.
Sesudah Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail membangun Ka'bah, keduaya berdoa kepada Allah SWT. semoga perbuatannya diterima oleh Allah SWT. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 172-129, Allah berfirman:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ . رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ .
Setelah itu Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT. semoga memanggil serta melaksanakan haji baik umat yang akrab maupun jauh dari Ka'bah, semoga mereka semua tiba mengunjungi Ka'bah (berhaji). Dalam surat Al-Haj ayat 27 dan 28 Allah SWT. berfirman:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ . لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ .
Artinya:
"Dan berserulah kepada insan untuk mengerjakan haji, pasti mereka akan tiba kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang tiba dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan banyak sekali manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (Q.S. Al-Haj: 27-28)Nabi Ibrahim a.s Berkhitan
Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan pada usia 99 tahun sebagian riwayat lagi menyampaikan bahwa dia dikhitan pada usia 80 tahun. Sedangkan Ismail di khitan pada usia 13 tahun. Syariat khitan dilaksanakan semenjak zaman Nabi Ibrahim, yaitu dikala dia sudah berusia lanjut.
Dalam kitab Bibel Barnabas disebutkan sebagai berikut, "Adapun adanya peraturan khitan disebabkan dulu Nabi Adam a.s. berdosa memakan buah larangan Allah SWT. (buah khuldi) dia bernazar, apabila dosanya diampuni tuhan (Allah SWT.) dia akan memotong sebagian dagingnya. Setelah tobat Adam diterima dan diampuni dosanya, kemudian Malaikat memperlihatkan daging yang seharusnya dipotong, yaitu daging yang dipotong untuk dikhitan." Sekarang khitan telah menjadi syari'at agama Islam.
Dalam kitab Bibel Barnabas disebutkan sebagai berikut, "Adapun adanya peraturan khitan disebabkan dulu Nabi Adam a.s. berdosa memakan buah larangan Allah SWT. (buah khuldi) dia bernazar, apabila dosanya diampuni tuhan (Allah SWT.) dia akan memotong sebagian dagingnya. Setelah tobat Adam diterima dan diampuni dosanya, kemudian Malaikat memperlihatkan daging yang seharusnya dipotong, yaitu daging yang dipotong untuk dikhitan." Sekarang khitan telah menjadi syari'at agama Islam.
Nabi Ibrahim a.s dan Malaikat
Nabi Ibrahim a.s termasuk salah satu nabi yang selalu menghormati dan menghargai tamu. Pada suatu hari dia mendapatkan tamu tiga malaikat yang menyamar sebagai manusia. Kemudian istri dia memasak masakan untuk menghormati tamunya.
Ketika masakan dihidangkan kepada tamunya; mereka tidak mau menyentuh makan itu sedikit pun. Nabi Ibrahim merasa takut kepada mereka, maka mereka pun memberitahu kepada Nabi Ibrahim bahwa dia itu yaitu malaikat (tidak makan dan tidak minum) yang diutus oleh Allah SWT.
Mereka mendatangi rumah Nabi Ibrahim untuk memberi tahu kepada dia bahwa mereka diutus Allah SWT. untuk menyiksa kaumnya Nabi Luth a.s. yang tidak mau mengikuti fatwa Nabi Luth.
Nabi Ibrahim takut apabila Nabi Luth dan orang-orang yang beriman kepada dia juga menerima siksaan, tetapi para malaikat itu menjawab, "Aku sudah tahu di antara orang yang kfr dan orang yang iman."
Nabi Ibrahim takut apabila Nabi Luth dan orang-orang yang beriman kepada dia juga menerima siksaan, tetapi para malaikat itu menjawab, "Aku sudah tahu di antara orang yang kfr dan orang yang iman."
Kemudian Nabi Ibrahim memohon semoga kaumnya Nabi Luth tidak disiksa, tetapi para malaikat itu menjawab, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan perintah dari Allah SWT. untuk menyiksa mereka yang kfr, sedangkan umat Nabi Luth yang beriman akan diselamatkan oleh Allah SWT.
Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Ibrahim a.s.
- Nabi Ibrahim a.s. diutus Allah sebagai rasul-Nya ditengah masyarakat yang kufur musyrik kepada Tuhan.
- Ayah Nabi Ibrahim berjulukan Azar, seorang pemahat patung berhala sebagai sesembahnya, sedangkan Nabi Ibrahim sangat menentangnya (membencinya) berhala itu.
- Nabi Ibrahim a,s berani memusnahkan patung berhala yang menjadi sesembah ayahnya dan kaumnya, sehingga dia dijatuhkan sanksi mati, yaitu dengan dibakar.
- Nabi Ibrahim a.s. dibakar, namun ia tidak terluka sedikitpun dikala ia keluar dari kobaran api yang menyala-nyala, lantaran ia dilindungi Allah SWT.
- Nabi Ibrahim a.s. mendapatkan ujian yang sangat berat, yakni disuruh menyembelih anak kandungnya (Ismail), maka perintah Tuhan dipatuhinya dan lantaran itu Allah menggantikannya dengan seekor kambing sehingga anaknya selamat.
- Nabi Ibrahim a.s. memiliki dua orang istri yang saleh dan anak keturunannya pun menjadi anak yang saleh pula, bahkan menjadi rasul.
- Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT. semoga memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Permohonan itu bukanlah lantaran ia kurang percaya kepada Allah, melainkan untuk menambah ketentraman hati dan keyakinannya.
- Untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT. janganlah segan-segan bertanya dan meminta bimbingan. Wlaupun dia seorang Nabi dan Rasul Allah, Nabi Ibrahim a.s tetap berusaha untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan lantaran kimanan yang kokoh akan menambah ketentraman batin.
Nah demikian artikel wacana Kisah Nabi Ibrahim AS ini semoga dongeng ini bisa memperlihatkan pesan yang tersirat bagi pembaca nya.
Belum ada Komentar untuk "√ Dongeng Nabi Ibrahim As Lengkap: Dari Lahir Sampai Wafat"
Posting Komentar