√ 4 Teori Asal Seruan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Tahukah anda terdapat di daerah mana suku Alas, suku Alor, suku Ampana, suku Anak Dalam, suku Asmat, dan suku Badui? Suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara, Suku suku Alor di Nusa Tenggara Timur Kabupaten Alor, suku Ampana di Sulawesi Tengah, suku Anak dalam di Jambi, suku Asmat di Papua, dan suku badui di Banten.

Tahukah anda terdapat di daerah mana suku Alas √ 4 Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Selain suku-suku tersebut di Indonesia mempunyai banyak suku-suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai adat istiadat dan budaya sendiri yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain. Namun, akan terjadi problem apa jikalau kita tidak cerdik menjaga perbedaan tersebut.

Tahukah anda asal mula kedatangan suku bangsa tersebut dan kapan suku bangsa tersebut tiba ke Indonesia? Berikut akan kita bahas asal mula kedatangan suku bangsa tersebut semoga kita sanggup saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.

Diperkirakan insan purba ada di bumi pada kala pleistosen. Pada kala pleistosen ini keadaan alam belum stabil, lapisan es meluas, iklim berubah-ubah, air maritim naik turun, dan gunung-gunung berapi meletus. Keadaan tersebut besar lengan berkuasa terhadap cara hidup makhluk yang ada di bumi, termasuk manusia.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


1. Teori Nusantara

Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula insan yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri. Mengikuti sudut pandang Multiregional Evolution Model, teori nusantara menyatakan bahwa insan purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori Nusantara yakni Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana dan Gorys Keraf.

Berikut yakni argumen yang melandasi teori Nusantara.
  1. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban mustahil sanggup dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
  2. Bahasa Melayu memang mempunyai kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
  3. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu yakni keturunan dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis.
  4. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian Gregorius Keraf (Gorys Keraf) mengenai bahasa-bahasa Nusantara sebagai mana dipaparkan dalam bukunya yang berjudul Linguistik Bandingan Historia (1984) membuahkan teori gres mengenai asal seruan bahasa dan bangsa Indonesia. Menurut teori keraf, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri bukan dari mana-mana, bukan pulau dari Asia Tenggara Daratan atau dari Semenanjung Malaka.

Teori Keraf ini didasarkan pada tiga landasan tinjau sebagai berikut.
  1. Situasi geografis masa lampau.
  2. Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia.
  3. Teori migrasi bahasa dan leksikostatistik.

2. Teori Yunan

Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bab selatan. Beberapa jago yang mendukung teori Yunan yakni Dr. J.H.C. Kern, Robert Barron van Heine Geldern, Prof. Dr. N.J Krom, dan Moh. Ali.

Menurut Moh. Ali bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat. Menurut pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut.
  1. Ditemukan kapak bau tanah di wilayah Nusantara yang mempunyai kemiripan dengan kapak bau tanah yang ada di daerah Asia Tengah.
  2. Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara mempunyai kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan saat sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampei ke Nusantara. Kedatangan insan dari Yunan ke kepulauan Nusantara ini dengan melalui tiga gelombang utama (perpindahan orang Negrito, Proto-Melayu, dan Deutro Melayu).

Orang Negrito, Diperkirakan orang Negrito sudah memasuki Nusantara semenjak 1000 SM. Orang Negrito ini diyakini sebagai penduduk paling awal di kepulauan Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan inovasi arkeologi di Gua Cha, Malaysia. Dalam perkembangannya orang Negrito menurunkan orang Semang. Ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar, dan bibir tebal. Di Indonesia ras negrito ini sebagian besar mendiami daerah papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai) serta suku Papua Melanesoid yang mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.

Proto-Melayu, Diperkirakan migrasi Proto-Melayu ke kepulauan Nusantara sekitar pada 2500 SM. Sebutan Proto-Melayu yakni untuk menyebutkan orang-orang yang melaksanakan migrasi pada gelombang pertama ke Nusantara. Keturunan Proto-Melayu yaitu suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak. Dalam hal bercocok tanam, orang Proto-Melayu mempunyai kemahiran yang lebih baik daripada orang Negrito.

Deutro Melayu, Deutro Melayu yakni sebutan untuk orang-orang yang melaksanakan migrasi pada gelombang kedua. Diperkirakan kedatangan Deutro Melayu ke Indonesia pada 1500 SM. Suku bangsa yang termasuk Deutro Melayu antara lain Minangkabau, Aceh, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

3. Teori Out of Taiwan

Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan yakni Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang dipakai suku-suku di Nusantara mempunyai rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia.

Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang dipakai leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun  Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut berdasarkan riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan contoh genetika dengan wilayah Cina.

4. Teori Out of Afrika

Menurut teori Out of Afrika, insan modern yang hidup kini ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini yakni santunan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen wanita dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), insan modern yang ada kini ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.

Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman tersebut, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen insan modern bercampur dengan gen spesies insan purba.

Diperkirakan insan Afrika melaksanakan migrasi ke luar Afrika melaksanakan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai kemudian ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.

Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia timur, Indonesia. bahkan hingga ke barat daya Australia.

Bukti mengenai keberadaan insan Afrika telah hingga ke Australia yakni dengan ditemukan bahwa insan Afrika telah berimigrasi hingga ke Australia yakni dengan jejak genetika.
Demikian artikel tentang Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia ini semoga artikel ini sanggup bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca setia blog ini.

Belum ada Komentar untuk "√ 4 Teori Asal Seruan Nenek Moyang Bangsa Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel