√ Hasil Budaya Zaman Kerikil Besar (Megalitikum/Megalitik)
Megalitikum merupakan kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar. Bangunan megalitikum ini dipakai sebagai sarana untuk menghormati dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Kebudayaan megalitikum muncul pada zaman neolitikum dan berkembang luas pada ketika zaman logam. Berbagai peninggalan zaman kerikil besar berupa susunan kerikil besar yang dibuat berdasarkan keperluan upacara tertentu.
Hasil-hasil terpenting dari kebudayaan megalitikum yaitu sebagai berikut.
Dinamakan punden berundak sebab bentuk bangunannya berupa tumpukan kerikil bertingkat ibarat anak tangga dengan potongan tertinggi atau yang paling atas merupakan yang paling suci.
Dalam perkembangan selanjutnya, punden berundak merupakan dasar pembuatan candi, keraton, atau bangunan keagamaan lainnya.
Fungsi menhir yaitu sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang, dipakai sebagai tempat untuk memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal, dan sebagai tempat menampung kedatangan roh.
Van Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan megalitikum ke Indonesia menjadi dua gelombang, antara lain sebagai berikut.
Kebudayaan megalitikum muncul pada zaman neolitikum dan berkembang luas pada ketika zaman logam. Berbagai peninggalan zaman kerikil besar berupa susunan kerikil besar yang dibuat berdasarkan keperluan upacara tertentu.
Hasil-hasil terpenting dari kebudayaan megalitikum yaitu sebagai berikut.
#1 Punden Berundak
Punden berundak yaitu bangunan bertingkat yang dihubungkan oleh tanjakan kecil fungsinya untuk tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang. Biasanya di setiap tingkat didirikan menhir.Dinamakan punden berundak sebab bentuk bangunannya berupa tumpukan kerikil bertingkat ibarat anak tangga dengan potongan tertinggi atau yang paling atas merupakan yang paling suci.
Dalam perkembangan selanjutnya, punden berundak merupakan dasar pembuatan candi, keraton, atau bangunan keagamaan lainnya.
#2 Menhir (Men=Batu dan Hir=Tegak atau berdiri)
Menhir yaitu tiang atau tugu yang dibuat dari kerikil yang didirikan sebagai tanda peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda pujaan dan ditempatkan di suatu tempat.Fungsi menhir yaitu sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang, dipakai sebagai tempat untuk memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal, dan sebagai tempat menampung kedatangan roh.
#3 Kubur Peti Batu
Kubur peti kerikil banyak ditemukan di kawasan Kuningan, Jawa Barat. Kubur peti kerikil yaitu peti mayit yang terpendam didalam tanah, berbentuk persegi panjang yang sisi, alas, dan tutupnya terbuat dari papan kerikil yang disusun menjadi peti.#4 Waruga
Waruga yaitu kubur kerikil yang berbentuk kubus atau lingkaran dengan tutup berbentuk atap rumah. Bentuk dan fungsi waruga ibarat sarkofagus, tetapi dengan penempatan posisi mayat jongkok terlipat. Waruga hanya ditemukan di Minahasa.#5 Sarkofagus
Sarkofagus atau keranda yaitu peti mayit yang berbentuk ibarat lesung tetapi memiliki tutup. Pembuatannya ibarat lesung batu, tetapi bentuknya ibarat keranda. Salah satu tempat inovasi sarkofagus yaitu di Bali.#6 Dolmen (Dol=Meja dan Men=Batu)
Dolmen yaitu meja kerikil besar dengan permukaan rata dipakai sebagai tempat meletakkan sesaji, sebagai tempat meletakkan roh, dan menjadi tempat duduk ketua suku semoga menerima berkat magis dari leluhurnya. Meja kerikil ini dibuat dari lempeng kerikil besar yang datar sebagai ganjal dan disangga oleh empat kerikil yang panjang.#7 Arca atau Patung
Arca atau patung yaitu bangunan yang dibuat dari kerikil berbentuk hewan atau insan yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan. Peninggalan megalitikum ini banyak ditemukan di Dataran Tinggi Pasemah (daerah pegunungan antara wilayah Palembang dan Bengkulu). Penyelidikan di Pasemah ini dilakukan oleh Dr. Van der Hoop dan Van Heine Geldern.Van Heine Geldern membagi penyebaran kebudayaan megalitikum ke Indonesia menjadi dua gelombang, antara lain sebagai berikut.
- Megalitikum tua, yang menghasilkan menhir, punden berundak, dan arca-arca statis menyebar ke Indonesia pada zaman neolitikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung kebudayaan kapak persegi.
- Megalitikum muda, yang menghasilkan kubur peti batu, sarkofagus, waruga, dolmen, dan arca-arca menyebar ke Indonesia pada zaman peeunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung kebudayaan Dongson (Deutro Melayu).
Demikian artikel mengenai hasil budaya pada zaman kerikil besar (Megalitikum atau Megalitik) ini, semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda.
Belum ada Komentar untuk "√ Hasil Budaya Zaman Kerikil Besar (Megalitikum/Megalitik)"
Posting Komentar