√ Macam-Macam Kedewasaan Berdasarkan Adolf Heuken
Halo teman-teman kali ini saya akan membahas perihal macam kedewasaan berdasarkan Adolf Heukeun. Macam-macam kedewasaan berdasarkan Heuken sanggup dibedakan menjadi 5 macam yaitu.
1. Kedewasaan Jasmani, ciri-cirinya:
- Memiliki ukuran berat, kekuatan, keterampilan, koordinasi yang cukup sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya. Dari sisi fisik, biasanya pria lebih berpengaruh dari perempuan.
- Tidak berarti ada patokan yang pasti, seseorang akan berbeda dengan orang lain, baik pria ataupun perempuan.
- Tuhan dengan sengaja membuat jasmani ada yang tinggi, sedang, pendek, ada yang kurus, sedang, gemuk, dan sebagainya.
- Laki-laki dan wanita akan menjadi pandai balig cukup akal secara fisik ada yang berbeda atau tidak mesti bersamaan.
2. Kedewasaan Intelektual, ciri-cirinya:
- Mampu berpikir secara matang dan logis.
- Mempunyai pertimbangan yang tepat.
- Berpengertian yang memadai perihal agama, dunia sekelilingnya dan dirinya sendiri.
3. Kedewasaan Emosional, ciri-cirinya:
- Dapat menyatakan diri dan menikmati hidup dengan penuh perasaan.
- Mampu mengungkapkan perasaan secara sempurna sesuai dengan kondisi dan situasi.
- Mau dan sanggup memerhatikan hal-hal, menyerupai mencicipi getaran patriotisme, kagum akan keindahan alam, hangat dalam bersahabat, membenci ketidakadilan, takut akan ancaman yang sungguh sangat mengancam, aib akan perbuatan hina dan menjijikan.
- Tidak membiarkan harga diri menjadi keangkuhan, simpati menjadi sentimen, kejengkelan menjadi kemarahan yang meledak-ledak, kesedihan menjadi putus asa, rasa takut yang masuk akal menjadi sifat penakut yang kekanak-kanakan.
- Mampu membedakan perbuatan yang baik dengan yang tidak baik serta bereaksi sebagaimana mestinya.
Kedewasaan emosi memerlukan sedikitnya tiga sifat:
- Kecukupan respon emosional, yang berarti bahwa respon-respon ini harus cocok dengan tingkat pertumbuhan. Orang dewasa, yang menyerupai anak kecil, yang memakai tangisan atau ledakan amarah untuk mendapatkan apa yang diinginkan merupakan ketidakdewasaan secara emosi.
- Tingkat dan kedalaman emosional, yang merupakan suatu aspek perkembangan atau pertumbuhan yang cukup. Seseorang yang perasaannya dangkal menyerupai yang dicontohkan pada orang yang terlalu simpatik, atau seseorang yang kekurangan perasaan menyerupai keramah-tamahan, perhatian, sayang, dan simpati (orang yang apatis) ialah tidak pandai balig cukup akal secara emosional.
- Pengendalian emosi, yang terus menjadi korban rasa takut atau cemas, marah, amukan, kecemburuan, benci, dan semacamnya.
4. Kedewasaan Sosial
Kedewasaan sosial remaja biasanya dicapai dengan adanya penerimaan sosial dari orang renta dan lingkungannya terhadap remaja sebagai orang yang sudah pandai balig cukup akal dan sejajar dengan orang-orang pandai balig cukup akal lainnya
Selain itu, kedewasaan sosial juga terwujud dengan adanya interaksi antara remaja dengan orang-orang pandai balig cukup akal di sekitarnya secara sederajat dan dewasa.
Dengan kata lain, remaja seharusnya disikapi sebagai orang pandai balig cukup akal dan dilibatkan dalam komunitas serta acara positif orang-orang dewasa.
Ciri-ciri kedewasaan sosial:
- Mampu bergaul secara luwes baik dengan orang yang lebih pandai balig cukup akal ataupun yang lebih muda atau dengan sebaya baik pria maupun perempuan.
- Tahu menentukan apa yang dihentikan dilakukan atau yang boleh dilakukan dalam situasi tertentu.
- Mau mengambilkan bab dalam kegiatan bersama yang beranekaragam.
- Sadar akan tanggung jawab terhadap orang lain semoga sanggup hidup bersama secara harmonis.
- Pandai "mengikat dan memengaruhi" sahabat atau orang lain secara bijak dengan tetap memperhatikan tutur kata yang baik, kesopanan, keramahan, kerjasama, pengorbanan, penguasaan emosi, dan pengetahuan.
- Bertindak sebagai pria atau wanita yang pandai balig cukup akal dalam suatu kelompok.
5. Kedewasaan Rohani, ciri-cirinya:
- Melaksanakan kewajiban agama yang dianut dan menjalani kehidupan etika yang baik.
- Menyadari bahwa kuasa Tuhan selalu menghantarkan diri untuk melaksanakan yang baik.
- Melihat, mencicipi dan mendapatkan segala hal akan kuasa Tuhan baik yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan.
- Menyadari akan martabatnya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia.
- Bertanggung jawab untuk menghantarkan keselamatan dirinya dan orang lain.
- Berusaha berbuat baik walaupun seringkali tidak mudah.
- Tidak membiarkan pikiran, perkataan dan perbuatannya untuk memaki, membenci, menyerang, dan merendahkan agama atau kepercayaan orang lain.
Tidak banyak orang yang benar-benar bisa untuk menjadi pandai balig cukup akal secara penuh. Semua orang dalam hidupnya terus mengalami perkembangan menjadi lebih tua, namun lebih dewasa.
Justru sebaliknya bagi sebagian orang semakin renta seseorang malah semakin kelihatan sifat kekanak-kanakannya.
Menurut prof Hasan, hakikat kedewasaan seseorang ialah kematangan emosional yang tercermin pada tiap perbuatannya.
"Dewasa bukan proses rekayasa, tetapi merupakan hasil capaian dari rentetan tahapan."
Kedewasaan yang mana yang berdasarkan anda sangat penting bagi kehidupan ini ?
"Dewasa bukan proses rekayasa, tetapi merupakan hasil capaian dari rentetan tahapan."
Belum ada Komentar untuk "√ Macam-Macam Kedewasaan Berdasarkan Adolf Heuken"
Posting Komentar