√ Mengidentifikasi Makna Dan Peranan Teater Tradisional Mancanegara (Asia)

Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya seni teater di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu seni teater tradisional dan teater nontradisional (modern). Nah apakah anda tahu letak perbedaannya?

Seni teater Tradisional masih terikat pada hukum tradisi tempat masing-masing, contohnya kostum, panggung, jalinan lakon, dan jumlah pemainnya. Sementara itu, seni teater nontradisional (modern) sudah melepaskan diri dari ikatan tersebut.

Selain itu, yang menjadi perbedaan di antara keduanya ialah penggunaan naskah drama. Jika seni teater tradisional belum memakai naskah drama (cerita disampaikan eksklusif oleh sutradara), seni teater modern disampaikan eksklusif oleh sutradara, seni teater modern memakai naskah drama. Naskah drama yang digunakannya bervariasi, ada yang merupakan hasil kreativitas goresan pena sendiri ataupun berupa naskah terjemahan.

Seiring dengan perkembangannya, seni teater di mancanegara juga mengalami banyak sekali perubahan. Seni teater yang bermula dari tradisional, sekarang mulai bergeser ke modern. Perubahan itu diperlihatkan di banyak sekali negara di Asia, menyerupai Cina, Jepang, Thailand, dan India. Berikut ini ialah pola seni teater tradisional mancanegara (Asia).

Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya seni teater di Indonesia terdiri atas dua jenis √ Mengidentifikasi Makna dan Peranan Teater Tradisional Mancanegara (Asia)

1. Cina

Sama halnya dengan di Indonesia, seni teater tradisional tumbuh subur di Cina. Hal ini sanggup dilihat dari banyak sekali teater tradisional yang muncul di tempat Tiongkok menyerupai Opera Huang Mei, Opera Kunjun, Opera Yu Ju, dan Opera Peking. Berikut ini uraian mengenai opera-opera tersebut.

a. Opera Huang Mei

Opera Huang Mei yang berjulukan orisinil "Melodi Huang Mei" atau "Opera Cai Cha" merupakan sejenis opera kecil di kalangan rakyat yang terbentuk di tempat perbatasan provinsi-provinsi Anhui, Hubei dan Jiangxi. Salah satu alirannya kemudian menyebar luas ke tempat An Qing dengan Kabupaten Huai Ning. Dalam perkembangannya, Opera Huang Mei berpadu dengan seni kalangan rakyat setempat, menyerupai menyanyi dan bercerita dengan bahasa setempat. Akhirnya, terbentuklah ciri khas pribadi.

Inilah asal mula Opera Huang Mei. Pertunjukan Opera Huang Mei pada masa awal mengutamakan ciri khas menyanyi sambil menari, Pemainnya kebanyakan ialah kaum tani dan pekerja kerajinan tangan.

Opera Huang Mei terutama menceritakan kehidupan sehari-hari dengan gaya lagu kalangan rakyat.

b. Opera Kun Ju

Dalam proses perubahan sejarah, Opera Kun Ju pernah diberi banyak sekali nama menyerupai "Nada Kun Shan", "Irama Kun Diao", "Melodi kun Qu" dan "Melodi Selatan". Yang dimaksud Opera Kun Ju ialah sejenis opera yang mengutamakan seni penampilan. Masa kemakmuran Opera Kun Ju berlangsung selama 230 tahun.

Perkembangan Opera Kun Ju mencerminkan pertumbuhan opera di Tiongkok dan memiliki efek eksklusif terhadap pembentukan dan perkembangan opera-opera lainnya di Tiongkok.

c. Opera Yu Ju

Opera Yu Ju disebut juga sebagai "HenanBangzi". Sebutan Opera Yu Ju mulai digunakan semenjak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Opera Yu Ju yang merupakan salah satu opera yang paling besar lengan berkuasa sangat popular di provinsi dan tempat menyerupai Henan, Hebei, Shandong, Shanix, Hubei, Ningxia, Qinghai dan Xinjiang. 

Opera Yu Ju timbul pada selesai masa Dinasti Ming (1368-1644) dan masa awal Dinasti Qing (1616-1811). Pada awalnya Opera Yu Ju mengutamakan nyanyian tanpa di iringi pemain instrumen musik. Perkembangannya cepat lantaran digemari umum. 

Opera Yu atau Opera Henan terutama di iringi oleh alat-alat musik sebagai berikut.
  1. Erhu, semacam rebab Tiongkok berdawai dua.
  2. Sanxian, Semacam alat musik berdawai tiga.
  3. Pipa, semacam alat musik petik tradisional Tiongkok, seruling bambu.
  4. Sheng, sejenis alat musik tiup yang dibentuk dari pipa-pipa buluh.
  5. Suona, semacam terompet tradisional Tiongkok. Matranya berdasarkan kecrek serta berirama cepat dan riang.

d. Opera Peking

Opera peking ini sangat terkenal di Cina. Kepopuleran opera ini sanggup dilihat dari sejarah munculnya opera ini. Opera Peking yang disebut sebagai Opera Timur ialah inti sari opera Tiongkok yang tulen. Dinamakan Opera Peking lantaran terbentuk di kota tersebut (Beijing dulu dinamakan Peking).

Opera Peking sudah bersejarah 200 tahun lebih. Asal usulnya sanggup ditelusuri pada beberapa opera tempat yang bersejarah lama, khususnya Huiban, opera tempat yang terkenal di Tiongkok Selatan pada masa ke-18. 

Pada tahun 1790, Huiban atau rombongan opera Anhui pertama kali tiba ke Beijing untuk ambil serpihan dalam pertunjukan perayaan hari ulang tahun kaisar. Kemudian, disusul banyak Huibanyang berdatangan ke Beijing untuk mengadakan pertunjukan.

Huiban yang mengadakan pertunjukan keliling cerdik menyerap lakon dan metode pertunjukan jenis opera lain. Meskipun di Beijing terdapat banyak jenis opera, Huiban mencapai kemajuan pesat di bidang kesenian.

Pada selesai masa ke-19 dan awal masa ke-20, opera Peking terbentuk melalui proses pembauran selama puluhan tahun, dan menjadi jenis opera terbesar di Tiongkok. Opera Peking ialah jenis opera nomor satu di Tiongkok.

2. Jepang

Pertunjukan dramatira yang terkenal di Jepang ialah Kabuki yang dikenal semenjak tahun 1603. Pertama kali Kabuki diperankan oleh seorang perempuan berjulukan Okuni di Kuil Kitano Temmangu, Kyoto.

Kemungkinan besar Okuni ialah seorang miko asal Kuli Izumo Taisha, tapi mungkin juga seorang kawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai).

Identitas Okuni yang bergotong-royong tidak sanggup diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok menyerupai pria dan bertingkah laris tidak masuk akal menyerupai orang gila ("kabukimono") sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avan garde).

Panggung yang digunakan waktu itu ialah panggung Noh. Hanamichi (honhamichi yang ada di sisi kiri penonton dan karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung teater Kabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari hashigakari (jalan keluar masuk pemeran Noh yang ada di panggung sisi kiri penonton).

Dalam perkembangannya, Kabuki digolongkan menjadi Kabuki-odori (kabuki tarian) dan Kabuki-geki (kabuki sandiwara).

a. Kabuki-Ordori

Kebuki-ordori dipertunjukkan dari masa Kabuki dari masa Kabuki masih dibawakan Okuni hingga dimasa kepopuleran Wakashu-kabuki. Remaja pria menari diiringi lagu yang sedang terkenal dan konon ada yang disertai dengan akrobat.

Selain itu, Kabuki-odori juga sanggup berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.

a. Kabuki-Geki

Kabuki-geki merupakan pertunjukan sandiwara yang ditunjukkan kepada penduduk di zaman Edo dan berintikan sandiwara dan tari. Peraturan yang dikeluarkan Keshogunan Edo yang mewajibkan kelompok Kabuki untuk "habis-habisan menggandakan kyogen" merupakan salah satu lantaran Kabuki bermetamorfosis pertunjukan sandiwara.

Alasannya, Kabuki yang menampilkan tari sebagai atraksi utama dianggap tidak sesuai dengan norma masyarakat, sehingga pemerintah harus menjaga etika rakyat. Tema pertunjukan Kabuki-geki sanggup berupa tokoh sejarah, dongeng kehidupan sehari-hari atau kisah kejadian kejahatan. Oleh lantaran itu, Kabuki jenis ini juga dikenal sebagai Kabuki kyogen.

3. Thailand

Sendratari yang berkembang dan sangat terkenal di Thailand ialah Khon. Khon ini merupakan sendratari yang sangat unik. Jika dilihat dari sejarah munculnya, Khon berasal dari sebuah kelompok kerajaan. Sekelompok penghibur kerajaan ini tampil untuk menghibur raja, anggota kerajaan, dan darah biru di Kerajaan Thailand. Biasanya, dongeng yang dipentaskan ialah dongeng Ramakian (dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Ramayana).

Pada awalnya, Khon dimainkan dengan memakai topeng. Topeng ini berhungungan dengan huruf yang diperankannya. Karakter yang terdapat dalam topeng tersebut contohnya taring tumpul melengkung pada wajah (melambangkan usia tua), taring runcing melengkung (melambangkan orang separuh baya), dan taring runcing lurus (melambangkan orang muda).

Dalam perkembangannya, Khon ada yang memakai topeng ada juga yang tidak memakai topeng. Topeng yang digunakan tersebut diganti dengan mahkota (chada). Mahkota dalam Khon sangat bermacam-macam lantaran berafiliasi dengan huruf yang dibawakan. Misalnya, huruf Rahwana yang memakai mahkota yang bertingkat tiga.

4. India

Seperti halnya di Indonesia atau di negara lainnya di Asia, perkembangan teater di India pun sangat pesat. Animo masyarakat dalam mengapresiasi seni, khususnya seni teater sangatlah bagus. Hal ini sanggup dilihat dari menjamurnya banyak sekali jenis teater rakyat di India. Misalnya Nautanki, Khayal, Manch, dan Bhagat.

Karena semakin banyak jenis teater di India, jenis teater di India sanggup diklasifikasikan menjadi dua jenis.
  • Pertama, drama atau teater Sanskerta yang merupakan jenis teater yang berkembang dilingkungan bangsawan.
  • Kedua, seni teater yang tumbuh dan berkembang pesat dikalangan rakyat yang sanggup disaksikan dengan biaya yang murah.

Dalam perkembangannya, seni teater di India tumbuh subur. Di sana timbul banyak sekali variasi. Misalnya Nautanki, Khayal, Manch, dan Bhagat muncul sebagai bentuk variasi lain dari Svang. Se;ain svang, terdapat juga jenis teater yang lainnya, yaitu Jatra dan Bhavia.

Sementara itu, jenis teater rakyat yang terkenal di India ialah Burrakhata, Cavitu Natakam, dan Veethi Nataka. Variasi yang berkembang ini merupakan sebuah metamorfosis atau perkembangan seni teater tradisional menjadi modern.

Belum ada Komentar untuk "√ Mengidentifikasi Makna Dan Peranan Teater Tradisional Mancanegara (Asia)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel