√ Pengertian Dan Proses Lengkap Terbentuk Stratifikasi Sosial
Sering kita jumpai dalam kehidupan kehidupan sehari-hari adanya perbedaan antar warga yang satu dan yang lainnya. Seorang warga menerima penghormatan yang lebih dibandingkan warga lain, meskipun keduanya saling akrab, namun tetap membedakan keduanya. Pembedaan tersebut merupakan rujukan adanya sistem pelapisan sosial ditengah kehidupan masyarakat luas.
Berdasarkan pendapat Pitrim Sorokin, sistem berlapis-lapis yang ada di masyarakat teratur merupakan ciri yang tetap dan umum. Selama ditengah masyarakat ada sesuatu yang dianggap berharga maka kepemilikan terhadap hal yang berharga tersebut merupakan bibit yang sanggup menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
Adapun sesuatu yang dianggap berharga dan dimiliki seseorang dalam kehidupan masyarakat, baik yang sifatnya bahan maupun non materi, akan menimbulkan bentuk penghargaan yang merupakan nilai perhiasan yang dimiliki seseorang dibandingkan dimiliki oleh orang lain yang tidak mempunyai sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai oleh masyarakat tersebut.
Adapun bentuk penghargaan tersebut sanggup berupa kekayaan, keterampilan, pengetahuan, penghormatan, kekuasaan, dan sebagainya.
Dalam sistem pelapisan sosial tertutup kemungkinan berpindahnya seseorang dari lapisan sosial satu ke lapisan sosial sosial yang lain tidaklah mungkin atau sangat kecil sekali.
Berdasarkan pendapat Pitrim Sorokin, sistem berlapis-lapis yang ada di masyarakat teratur merupakan ciri yang tetap dan umum. Selama ditengah masyarakat ada sesuatu yang dianggap berharga maka kepemilikan terhadap hal yang berharga tersebut merupakan bibit yang sanggup menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
Adapun sesuatu yang dianggap berharga dan dimiliki seseorang dalam kehidupan masyarakat, baik yang sifatnya bahan maupun non materi, akan menimbulkan bentuk penghargaan yang merupakan nilai perhiasan yang dimiliki seseorang dibandingkan dimiliki oleh orang lain yang tidak mempunyai sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai oleh masyarakat tersebut.
Adapun bentuk penghargaan tersebut sanggup berupa kekayaan, keterampilan, pengetahuan, penghormatan, kekuasaan, dan sebagainya.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial ialah perbedaan masyarakat dalam kelas-kelas bertingkat/hireakis. Pelapisan sosial dalam masyarakat tampak dalam bentuk adanya kelas yang mempunyai bentuk-bentuk berbeda, yang ada sejak dahulu hingga sekarang. Semakin majunya peradaban yang ditandai dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin kompleks pula sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat.
Pelapisan sosial dalam kehidupan sehari-hari mempunyai sejumlah ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial, ukuran tersebut yaitu:
- Kekayaan, pada umumnya orang kaya memperoleh pelapisan sosial atas ditengah-tengah masyarakat.
- Kehormatan, pada masyarakat tradisional, faktor kehormatan menjadi tolak ukur pelapisan sosial, di mana umumnya orang yang pernah berjasa, akum tua, termasuk orang yang disegani menduduki pelapisan sosial atas dalam masyarakat.
- Kepandaian, di mana orang yang cendekia atau ilmuwan ditempatkan sebagai masyarakat kelompok atas.
- Kekuasaan, pada umumnya penguasa atau seseorang yang mempunyai jabatan tertentu dengan kewenangan yang lebih banyak atau tinggi, di tengah masyarakat akan menduduki pelapisan sosial atas.
Proses Terbentuknya Pelapisan Sosial
Ada 2 proses terjadinya pelapisan sosial yaitu secara disengaja dan tidak disengaja, simak penjelasannya dibawah ini!
1. Secara Tidak Disengaja
Pelapisan sosial sanggup terjadi dengan sendirinya, yaitu sesuai dengan kondisi anggota masyarakat lantaran aktif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan bernasib baik. Orang-orang semacam ini akan menempati pelapisan sosial atas. Sebaliknya, bagi anggota masyarakat yang malas dan nasibnya kurang menguntungkan, mereka biasanya akan menempati pelapisan sosial bawah. pelapisan sosial di masyarakat sanggup terjadi disebabkan adanya kelas, status sosial, dan kekuasaan.
Pelapisan sosial yang terbentuk dengan sendirinya ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Pelapisan sosial terbentuk sejalan dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Perkembangan itu mencakup kehidupan ekonomi, sosial, dan politik.
- Pelapisan sosial terbentuk di luar kontrol masyarakat yang bersangkutan misalnya, suatu daerah pertanian diubah menjadi tempat industri.
- Pelapisan sosial terjadi sesuai dengan kondisi sosial budaya di wilayah yang bersangkutan. Kenyataan ini terbukti dari beragamnya diferensiasi sosial antara suatu daerah dengan daerah lainnya.
- Kedudukan seseorang dalam suatu lapisan beserta hak dan kewajiban berlangsung secara otomatis. Misalnya turunan pembuka desa (wong baku) dalam masyarakat jawa otomatis menerima tempat terhormat daripada turunan pendatang (kuli gondok atau lindung).
2. Secara Disengaja
Pelapisan sosial semacam ini mengambarkan pada diferensiasi sosial yang dibuat oleh suatu kelompok sosial atau masyarakat dalam rangka mengejar tujuan tertentu. Apakah tujuan dari pelapisan sosial yang disengaja?
Bahwa uniknya kepribadian insan mengandung konsekuensi tidak teraturnya tindakan dan interaksi sosial. jikalau kondisi ini dibiarkan, kehidupan bersama akan terganggu. Untuk itulah, maka diharapkan upaya mempolakan tindakan dan interaksi sosial yang sanggup diwujudkan dengan membentuk pelapisan sosial. Melalui pelapisan sosial, masing-masing warga kelompok sosial menduduki lapisan sosialnya masing-masing. Tiap-tiap warga mengetahui apa yang menjadi hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya.
Dalam kehidupan sehari-hari pelapisan sosial yang terbentuk secara disengaja berlaku dalam badan-badan resmi (organisasi formal) menyerupai pemerintahan, militer, pendidikan, perusahaan, dan koperasi.
Macam-macam Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial terdiri dari 4 macam yaitu sebagai berikut:
1. Pelapisan Sosial Berdasarkan Kelas Sosial
Dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu:
- Kelas atas (upper class)
- Kelas menengah (middle class)
- Kelas bawah (lower class)
2. Pelapisan Sosial Berdasarkan Sifatnya
[1] Pelapisan sosial tertutup (clossed social stratification)
Dalam sistem pelapisan sosial tertutup kemungkinan berpindahnya seseorang dari lapisan sosial satu ke lapisan sosial sosial yang lain tidaklah mungkin atau sangat kecil sekali.
Bentuk-bentuk pelapisan sosial tertutup adalah:
(a). Sistem kasta
Menurut Lumberg, kasta ialah suatu kategori yang permanen hierarki bagi para anggotanya ditunjuk dan ditetapkan status yang permanen dalam hierarki sosial, serta hubungan-hubungan yang dibatasi sesuai dengan statsunya.
Ciri-ciri kasta adalah:
- Keanggotaannya diperoleh lantaran arisan atau kelahiran.
- Keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup.
- Perkawinan bersifat endogamy, artinya harus dipilih dari orang-orang yang kastanya sama.
- Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
- Kesadaran pada keanggotaan pada suatu kasta tertentu, terutama dari nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat pada kasta-kastanya.
- Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
- Prestise suatu kasta benar-benar dijaga dan diperhatikan.
- Kasta yang lebih rendah merupakan belahan dari kasta yang lebih tinggi sehingga sanggup dikendalikan secara terus-menerus.
(b). Sistem kelas sosial
Kelas ini berdasar pada status sosial yang diperoleh melalui suatu perjuangan tertentu, berdasarkan Karl Marx, kelas sosial ialah kelas yang mempunyai korelasi alasannya ialah akhir dengan alat-alat produksi.
(c). Sistem feodal
Sistem feodal mempunyai karakteristik selalu ditandai oleh suatu prinsip dasar yaitu pembedaan status seseorang terhadap orang lain. Posisi seseorang dalam masyarakat diberikan dan mustahil berpindah dari satu tingkat ke tingkat lain yang lebih tinggi.
(d). Sistem apartheid
Apartheid menggambarkan pemisahan rasial yang konkret antara penduduk kulit putih, yang merupakan kaum minoritas tapi memimpin dengan penduduk nonkulit putih yang merupakan mayoritas.
Sebagai rujukan masyarakat yang menganut kasta ialah masyarakat Hindu Bali yang terdiri atas:
- Kasta Brahmana merupakan kasta pendeta, yang dipandang sebagai lapisan tertinggi.
- Kasta Ksatria merupakan kasta aristokrat dan tentara yang dipandang sebagai lapisan yang kedua.
- Kasta Waisya merupakan kasta pedagang yang dipandang sebagai lapisan menengah (ketiga).
- Kasta Sudra merupakan kasta orang-orang biasa atau rakyat jelata.
[2]. Pelapisan sosial terbuka (opened social stratification)
Masyarakat yang menganut sistem pelapisan sosial terbuka akan memudahkan seseorang berganti pelapisan sosial yang semula dibawah menjadi diatas. Contohnya seseorang yang semula miskin lantaran ketekunan, keuletan bekerja, dan cerdas bisa menduduki jabatan yang tinggi, sehingga secara otomatis merubah pelapisan sosial yang semula dibawah menjadi diatas.
3. Pelapisan Sosial Berdasarkan Kekuasaan
Faktor politik sebagai dasar dalam penyusunan pelapisan sosial membedakan warga masyarakat berdasarkan sejauh mana kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki sehingga didalam masyarakat dikenal adanya:
- Kelompok berkuasa.
- Kelompok kekuasaan menengah.
- Kelompok tidak berkuasa.
4. Pengaruh Industrialisasi terhadap Pelapisan Sosial Masyarakat Indonesia
Struktur pelapisan sosial pada masyarakat industri terdiri dari 3 (tiga) jenjang lapisan sosial yang didasarkan pada ukuran-ukuran berikut.
- Tingkat pendidikan industrialisasi mengubah struktur pendidikan anggota masyarakat, lantaran semakin terbukanya peluang tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
- Tingkat prestise atau kehormatan sosial yang berkaitan dengan pekerjaan. Pembagian pekerjaan diadaptasi dengan tingkat keahlian atau profesionalitas sehingga menghasilkan kelompok pekerja bergairah (blue collar) dan kelompok pekerja halus (white collar).
- Tingkat pendapatan ekonomi menghasilkan kelas-kelas sosial gres yang membuat struktur kelas dalam masyarakat berdasarkan pendapatan ekonomi sehingga terbentuk kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah ditinjau dari pendapatan atau penghasilan.
Pengaruh Stratifikasi Sosial
Pengaruh Stratifikasi sosial dalam perkembangan masyarakat di antaranya:
- Adanya penempatan insan sesuai dengan kedudukan dan peranannya sehingga di masyarakat dikenal dengan adanya jenjang yang mengatakan strata tinggi rendahnya peranan dan status sosial seseorang.
- Memacu seseorang untuk melaksanakan upaya memaksimalkan mungkin semoga bisa meraih jenjang sosial lebih tinggi.
- Munculnya kesenjangan sosial antara masyarakat lapisan atas dan masyarakat lapisan bawah.
Demikian artikel ihwal pengertian dan proses lengkap terbentuknya stratifikasi sosial ini, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua orang.
Belum ada Komentar untuk "√ Pengertian Dan Proses Lengkap Terbentuk Stratifikasi Sosial"
Posting Komentar